Jum’at, 09 Januari 2015
Ada cerita mengenai
pertengkaran lagi, tapi Aku tak mengerti dengan kejadiannya.
Aku tak tau mana
yang salah, mana yang lebih salah.
Karena mereka sudah sedang dalam pertengkaran ketika
muncul dihadapanku.
Gini nih ceritanya,
Seorang wanita berselisih usia
kira-kira 2 tahun diatasku, datang ke warnet.
Diikuti kekasihnya.
Ia tampak
merajuk.
Matanya sudah merah.
Si Pria berulang kali berusaha menggenggam tangan
kekasihnya itu, namun ia menolaknya.
Si Pria terlihat mengajaknya bicara.
Tapi sedetik kemudian si
wanita mulai kesal dan marah.
Sepasang kekasih itu mengambil
tempat di komputer No 3,
tempatnya terbuka.
Jadi Aku bisa melihat dengan jelas
aktivitas mereka.
Lagi lagi pasangan itu bertengkar, adu mulut pun tak dapat
dihindari.
Aku mulai takut.
Apa yang harus Aku lakukan??
Beberapa saat kemudian,
sepasang kekasih lain datang.
Ternyata mereka saling mengenal dengan pasangan yang datang lebih awal.
Si wanita
yang baru datang mencoba menenangkan temannya yang hampir menangis dalam
pertengkaran itu.
Aku bingung.
Aku tak mendengar jelas apa yang mereka
bicarakan.
Tapi akhirnya tumpahlah air mata wanita itu.
Si pria yang baru
datang hanya diam memandangi kejadian itu, ia tampak bingung.
Siapa yang tidak bingung
menghadapi kejadian seperti itu.
Apalagi Aku,
si bocah ingusan,
mana mengerti apa yang harus dilakukan.
Pertengkaran secara
terang-terangan pun adalah hal asing bagiku.
Aku memang pernah bertangkar.
Eh, Bukan. Aku tidak bertengkar, tapi Perang.
Perang Dingin.
Perang Dingin, dengan perang
seperti itu sangat berbeda.
Walaupun Aku tak bisa
menjelaskan perbedaannya, siih. (‘.’)
Untung saja sesaat kemudian, kedua
pasang kekasih itu pergi.
Huufttt... Lega rasanya.
Aku bisa bernafas lagi.
#Fight
(sekedar share aja)
(sekedar share aja)